unitedbet88

Minggu, 27 November 2016

CERITA CINTA - Aku Akan Tetap Setia

Hari ini cuaca sangat mendukung untuk berlibur. Sang surya menampakan diri membuat hangat semua makhluk hidup di muka bumi. Pagi ini aku dan davit berencana untuk berlibur ke kampung halaman Ibu, di Bandung. Aku sangat merindukan nenek dan kakek disana. Aku dan Davit sudah pacaran selama 4 tahun dan kami berencana untuk tunangan setelah pulang berlibur. Semuanya sudah kami persiapkan mulai dari tanggal, dekorasi, baju bahkan tema acaranya. Aku sangat mencintai Davit, begitu juga Davit sangat mencintaiku. Selama 4 tahun kami menjalin hubungan tidak pernah ada satu kata putus pun terucap dari mulut kami walau sehebat apapun kami bertengkar karena kami punya satu janji yaitu “Sehebat apapun kita bertengkar jangan pernah ada kata putus di antara kita dan kita harus selalu bersama.




















Usiaku dan davit kurang lebih selisih 5 tahun lebih tua Davit. Makanya dialah yang selalu mengajariku tentang kedewasaan, tentang bagaimana menjalani hidup. Dia telah merubahku menjadi pribadi yang penyabar dalam menjalani hidup. Davit Santoso itu nama aslinya dia terlahir dari keluarga yang kaya tapi meskipun begitu dia tidak pernah sombong dan selalu rendah hati terhadap orang lain.

Yang aku kagumi darinya meskipun dia anak orang kaya tapi dia tidak pernah memanfaatkan kekayaan orangtuanya, dia lelaki yang pekerja keras dan hingga akhirnya dia membuka perusahaan sendiri tanpa bantuan orangtuanya. Pokoknya Davit itu cowok yang paling sempurna yang pernah aku kenal.

“Bersama kamu ku jadi tahu artinya waktu lebih berharga dari harta di dunia” suara dering hpku berbunyi bukti bahwa ada yang menelepon maka segera kulihat layar hpku dan ternyata itu Davit orang yang sangat kusayang “Hallo Assallamualiakum” sapaku Waalikumsallam sayang kamu sudah siap” sahutnya “sudah sayang ini aku mau turun ke bawah, aku tunggu di halaman depan rumah ya Sayang” sahutku kembali “Iya sayang ini aku mau berangkat ke rumah kamu” “okeh sayang hati-hati ya”.

Tidak lama setelah itu Davit pun datang. Kamipun berpamitan sama ibu dan ayah. “Bu, Yah saya minta izin ya bawa anak kalian berlibur” kata davit kepada ibu dan ayah “Iya nak hati-hati ya jangan ngebut-ngebut” sahut ibu “Jagain anak ayah ya dav” sambung ayah “okeh yah pasti saya jagain” sahut davit sambil mengelus-elus kepalaku.

Menuju kampung halaman aepanjang perjalanan aku dan davit sangat menikmati keindahan dunia yang dianugerahi Tuhan. Aku terhipnotis dengan keindahannya. Davit pun tersenyum melihat tingkahku yang melambaikan di sepanjang perjalanan.

Tidak lama setelah itu tiba-tiba ada sesuatu yang mengejutkan aku dan davit mengalami mengalami kecelakaan motor yang kami kendarai ditabrak mobil truk pengangkut sayur. Tubuhku melayang ke tepi jalan sedangkan davit tubuhnya terkapar di tengah jalan.

Tubuhku bercucuran darah, mataku seolah-olah sulit untuk dibuka hanya suara kerumunan orang dan sura sirine Ambulan orang yang aku bisa rasakan. Tubuhku terasa kaku dan sangat sulit digerakan sedangkan keadaan davit entah bagaimana dia aku berharap dia baik- baik saja..

Aku pun sadarkan diri dan yang membuat aku terkejut aku berada di kamar yang asing bagiku dan berbau khas rumah sakit ibu dan ayah di sampingku “Sabar nak” kata ibu, Aku pun tersenyum mendengar itu “Bagaimana keadaanmu sayang” sambung ayah “Alin baik-baik saja yah” sahutku “syukurlah kalau begitu” sahut ayah kembali “Davit mana yah, bu kok aku nggak lihat dari tadi ibu pun langsung menangis histeris sambil berkata

Davit sudah nggak ada nak” “Hah apa bu ini nggak mungkin aku tidak percaya” aku terkejut dan menangis histeris sampai mengamuk berusaha melepaskan jarum infus yang ada di tanganku, ibu pun memanggil dokter “Dok, dokter tolong anak saya” dokter pun menghampiriku dan langsung memberikan aku suntikan penenang, setelah disuntik aku pun langsung tertidur.

Aku bermimpi davit memakai baju putih dan dia berjalan ke arah pintu. Aku memanggil namanya tapi dia hanya membalas dengan senyuman, aku pun berlari menghampirinya “Davit jangan tinggalkan aku disini aku tidak bisa hodup tanpamu.

kamu harus tetap hidup walau tanpa aku di sisimu kamu harus bahagiain ayah dan ibu aku akan setia kepadamu dan aku akan tetap menyayangimu sampai kita dipertemukan lagi” sahutnya “aku ingin ikut denganmu dan aku sayang kamu bukannya kita sudah janji untuk selalu bersama” sahutku “aku akan tetap ada di sampingmu tapi bukan ragaku hatiku akan selalu ada untukmu, davit sayang alin” sahutnya sambil melambaikan tangan. Aku pun terbangun dan berteriak “Tidak davit jangan tinggalkan Alin sendiri”.

Sudah 2 minggu aku dirawat di rumah sakit Jelita ini akupun akhirnya diperbolehkan pulang hari ini, ayah dan ibu segera membereskan pakaianku dan ayah membayar biaya selama aku menginap.

“Bu aku mau kita ke pemakaman davit dulu sebelum pulang aku sangat merindukannya” “Iya nak nanti kita mampir ke pemakaman davit dulu” sahut ibu. Di perjalanan pulang aku melihat toko bunga dan aku mampir sebentar untuk membeli bunga. Setelah membeli bunga aku dah ayah, ibu langsung menuju ke pemakaman. setelah sampai di pemakaman aku langsung menuju tempat davit dikebumikan

Davit seharusnya hari ini kita udah tunangan dan kita pasti sudah bahagia bersama teman-teman, kenapa davit meninggalkan alin secepat ini. Alin sayang davit, alin selalu datang kepemakaman davit”

Setiap hari jum’at alin pergi ke pemakaman dan membawa bunga. Hingga tepat pada hari anniversarynya dia dan teman-temannya merayakan Anniv davit dan alin di pemakaman. “Davit ini aku dan teman-teman merayakan hari jadian kita sekarang kita udah 5 tahun kita pacaran, ALin sangat senang dan bersyukur telah mengenal davit makasih untuk semuanya sayang”.

Cinta sejati bukan mereka yang selalu bersama tapi mereka yang selalu mencintai walau raga tak bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar