unitedbet88

Minggu, 20 November 2016

CERITA CINTA - SEORANG SMA

tau Jin, tetapi klo emang kita ga  bisa ketemu lagi, gimana?” Jawab Sinta. Yang pasti aku bakal kehilangan
kamu banget” Jin terlihat sedih dengan mengatakan hal tersebut.
Begitulah malam keakraban mereka lalui dengan kesedihan karena kemah akan usai besok dan mereka akan segera kembali kerumah masing-masing. Esok hari pun tiba, saat dimana
mereka harus segera persiapan untuk pulang.





















Jin yang masih merasakan sedih akhirnya memiliki
niat untuk menembak Sinta untuk dijadikannya seorang pacar, agar
mereka bisa terus bertemu jika keduanya telah sama-sama sudah
kembali kerumah. Didekatinya Sinta yang saat itu sedang mengepak
pakaiannya. Boleh ngomong sebentar ga?” Jin mendekat.
Boleh, ngomong aja Jin, ada apa? Sinta berdiri dan mendekat ke Jin yang ada di luar camp.

Tapi ga disini, bisa kita kedepan sebentar?”Oh, yaudah yuk!”
Mereka berdua kedepan camp dan disitulah Jin mengatakan bahwa dia
saya kepada Sinta. Akhirnya mereka berdua telah menjadi sepasang
kekasih karena Sinta ternyata juga menyukai Jin.

Dengan bertukar no handphone dan alamat rumah, mereka berharap
akan bisa menjalin hubungan yang langgeng nantinya.

Kegiatan camp sudah berlalu sekitar 2 hari, Sinta dan Jin juga
seperti biasa melakukan aktifitasnya masing-masing dengan
tetap saling menjaga komunikasi mereka berdua.

Sejak hari pertama mereka sampai dirumah, Jin sudah main kerumah
Sinta. Dia juga berkenalan dengan orang tuanya yang terlihat sangat ramah kepada Jin.

Tau ga aku bawa apa?” Tanya Jin
“Bawa apaan sih, kok repot-repot?”
Sinta seakan melarang Jin
membawa sesuatu.
“Merem dulu dong, nanti baru aku
kasih surprisenya”
“Oke, deeehhh…”
“SURPISEEEEE….!!!”
Ya ampun Jin kok sampe segitunya
sih” Jawab Sinta yang terlihat
bahagia karena dibawakan sebuah
bonek pink yang lucu.

Begitulah kejadian hari pertama yang sangat berkesan untuk
keduanya karena sudah 2 hari sejak camp mereka tidak bertemu.
Sejak hari pertama itulah Jin menawarkan Sinta untuk
menjemputnya tiap hari jika berangkat kesekolah.

Mereka tersenyum bahagia setiap hari karena bertemu dan bercanda
bersama. Rasa sayang dan cinta semakin dalam mereka rasakan satu
sama lain. Sampai dengan hari ke 56 mereka bersama atau tepatnya
hampir 2 bulan bersama memadu kasih dan cinta berdua.

Tidak lupa Jin juga selalu membawa sebuah
boneka tiap hari mereka bertemu. Walaupun mereka berdua selalu
bersama dan terlihat bahagia, sedikitpun Jin tidak pernah
mengatakan “Aku Sayang Padamu” kepada Sinta.

Sinta-pun merasa semakin lama tidak nyaman karena
hal tersebut. Suatu ketika saat Jin main
kerumahnya, Sinta berkata kepada Jin.
Jin, kamu sayang ga sih sama
Sinta?”

Ehmm, Aku….aku pulang dulu ya, ini bonekanya buat kamu”
“Lho kok malah pulang”
Sinta tidak habis pikir, kenapa Jin tidak mau mengatakan sayang
kepada dirinya. Saat ditanya sayang atau ga, malah Jin bergegas pulang.
Sampai terbesit dalam pikiran Sinta, apakah Jin tidak serius
sayang kepada dia ya?

Lalu tiba akhirnya Sinta yang akan merayakan hari ulang tahunnya
yang ke 17 tahun, dan besar harapan Sinta agar Jin bisa datang
ke hari tesebut. Karena ini merupakan hari yang sangat
penting bagi dirinya, Sinta berpikir tentu Jin akan memberikan sebuah
surprise yang sangat indah sepanjang hidupnya.


Ulang tahun Sinta jatuh 2 hari lagi, dirinya terlihat selalu bahagia saat
bersama dengan Jin. Kamu kenapa sih kok senyum-
senyum terus”Ah ga pa2 kok, cuma seneng aja”
“Oh”
Begitulah Jin yang terlihat sangat dingin menjawab kebahagiaan Sinta.

Lalu tiba saatnya ulang tahun Sinta yang ke 17 yang tepat jatuh
pada hari minggu. Dengan mengenakan sebuah gaun pesta
yang cantik,

Sinta menyambut semua tamu undangan yang pada
sore itu datang kerumahnya, karena memang acaranya
berlangsung pada sore hingga malam.

Sudah pukul 8 malam, Jin belum terlihat datang di pesta ulang tahun
Sinta. Dia mulai cemas dan berpikir sesuatu yang buruk mungkin terjadi kepada Jin.

Waktu terus berjalan, dan semua tamupun telah pergi karena acara telah usai. Sinta semakin cemas
dan tidak karuan karena Jin tidak kunjung tiba. Dia mencoba menelpon ke no handphone Jin
tetapi tidak aktif.

Dengan perasaan campur aduk, Sinta terus menunggu Jin yang belum datang tersebut. Sembari
berdoa dia juga berpikir, “Apa Jin lupa hari ulang tahunku?” begitulah yang dipikirkan oleh dirinya.

Pagi pun tiba, Sinta yang saat itu tertidur di sofa depan tidak menemukan Jin datang pada malam
hari ulang tahunnya. Sembari menangis karena kecewa akhirnya Sinta segera mandi dan bergegas
berangkat kesekolah.

Hari itu Jin tidak terlihat menjempur Sinta seperti biasanya. Merasa aneh dan seakan masih
kurang percaya Jin lupa dengan hari ulang tahunnya, dia akhirnya memutuskan untuk mampir
kesekolah Jin terlebih dahulu sebelum berangkat kesekolahnya.

Sesampainya di sekolah, apa yang Sinta temukan? ternyata Jin sedang
bercanda dengan teman-teman wanitanya sembari tertawa seakan mereka akrab satu sama lain. Sinta
yang melihat pemandangan yang menyakitkan tersebut akhirnya mendekati mereka dan marah
kepada Jin.

Oh jadi gini ya kelakuan kamu selama ga sama aku?”
“Si..Sinta?” Dengan marah Sinta segera bergegas pergi meninggalkan mereka. Anehnya Jin tidak mengejar Sinta yang marah karena peristiwa tersebut. Sinta yang menangis saat
itu seakan tidak diperdulikan oleh Jin.

Seharian dari sepulangnya Sinta dari sekolah, hanya menangis karena sakit hati kepada Jin. Dari
pagi sampai malam dia hanya menangis terus menerus dengan masih terpikir peristiwa tadi pagi
saat Jin bersama dengan wanita lain.

Sudah berkali-kali Jin menelpon tetapi Sinta mengabaikan panggilan dari Jin tersebut dan berjanji tidak akan pernah mau lagi bertemu dengan Jin sampai kapanpun. Lalu selang beberapa jam, bel
sepeda motor berbunyi dari luar rumah Sinta. Sinta yang saat itu memang belum tidur mendapat
pesan singkat yang berbunyi Tolong kamu keluar sebentar
Sinta, aku mau ngomong sama kamu”.

Sinta yang memang sangat mencintai Jin akhirnya tidak
menolak untuk keluar rumah untuk menemui Jin yang saat itu berada diluar rumah.

Mau apa lagi kamu?! ga puas kamu udah nyakitin aku hari ini” Tegas
Sinta dengan nada tegas dan marah.
“Aku mau minta maaf sama kamu” Jawab Jin dengan nada lemah.
“Maaf kata kamu?! kamu ga sadar  sudah buat aku sakit seperti ini?!”
“Sinta, aku…mau ngasih ini ke kamu….”

Jin membawa sebuah boneka besaaaar sekali yang tidak biasanya
boneka yang dia berikan kepada Sinta. Tetapi Sinta semakin marahbesar kepada Jin.

Buat apa lagi kamu bawain boneka lagi ke aku? apa dengan membawa
boneka itu, aku akan memaafkan kamu Jin? TIDAAAAKKK….!!!”
Dengan merebut bonek yang dipegang oleh Jin, dibuangnya kejalan boneka tersebut.

Dengan perasaan sedih Jin kaget dan perlahan berjalan menuju ke boneka tersebut berniat
mengambilnya. Tiba-tiba terdengar dari jarak jauh
sebuah mobil yang melaju kencang mengarah ke Jin yang tepat berada ditengah sedang mengambil boneka tersebut.

Lalu….”BRAAAKKK…!!!!”
Jin tertabrak dan Sinta berteriak,
TIDAAAAAKKKK….!!! JIIIINNNN…..!!!
Mobil tersebut menghempaskan
tubuh Jin sampai beberapa
kilometer.

Jin meninggal dunia seketika karena pendarahan pada bagian kepalanya. Sinta seketika itu
pingsan dan orang-orang yang berada disekitar segara mengamankan tubuh Jin yang sudah
tidak bernyawa lagi.

Jin telah tiada, hanya sebuah kenangan Sinta akan kepedihan yang tidak akan pernah kembali
untuk selamanya. Sinta merasa sangat bersalah karena dirinya lah yang menyebabkan kematian orang
yang paling dia sayangi.

Lalu sembari menangis, dia kembalimencoba mengenang semua
kenangan indah bersama dengan Jin. Dilihatnya sekeliling kamar
sambil meneteskan air mata, kamar yang penuh dengan boneka-boneka
pemberian Jin.

Dengan bertambah
sedih Sinta memeluk boneka
tersebut erat-erat, tiba-tiba “I
LOVE YOU…” “I LOVE YOU…”
“hah?” Sinta kaget…

Dari perut boneka tersebutberbunyi “I LOVE YOU” Lalu Sinta
mulai memencet perut boneka lainnya lalu, “I LOVE YOU” semakin
tidak percaya dipencet lah semua perut boneka pemberian dari Jin
yang berjumlah 59 bonekatersebut.

Semakin deras air mata Sinta, “kenapa aku ga sadar klo selama ini Jin selalu ingin
mengatakan cinta kepadaku lewat boneka-boneka yang ia berikan
kepadaku?”

Lalu Sinta mengambil boneka yang paling besar dan merupakan boneka
yang ke-60 pemberian Jin kepada dirinya sebelum jin meninggal.

Dipencetnya pula perut dari boneka
tersebut. Lalu terdengarlah rekaman suara Jin, dia mengatakan
seperti ini”

Sudah 60 hari kita bersama Sinta, tetapi sampai hari ini pun aku belum bisa mengatakan kata cinta
kepadamu. Tiap hari aku berharap bahwa boneka ini bisa mewaki likata cintaku tersebut untuk dirimu, tetapi ternyata kamu tidak pernah menyadarinya.

Aku tahu bahwa aku adalah seorang pengecut, tetapi
yang perlu kamu tahu kalau aku….cinta….kamu sampai akhir
hayatku”

Begitulah rekaman suara Jin yang
dia berikan sesaat sebelum Jin
kecelakaan dan merenggut dirinya.
Sinta menangis dan tidak pernah
akan mendapatkan kembali sosok
Jin y

Tidak ada komentar:

Posting Komentar