unitedbet88

Sabtu, 19 November 2016

CERITA CINTA - Kisah Seorang Wanita Yang Ditinggal Kekasihnya Pergi

Kejamnya Cinta
Pada suatu hari di sebuah desa hidup seorang gadis dan seorang pria yang bernama Annisa dan Robbi. Perawakan Annisa sangat cantik dan Robbi sangat tampan. Suatu hari Annisa sangat gundah gulana semenjak melihat si Robbi, entah apa yang sedang ia fikirkan dalam benak hati ada rasa aneh yang berselimut di hatinya. Rasa ingin dekat dengan si Robbi, rasa ingin memiliki.
























Dan pada saat itu si Annisa mencoba memberikan beribu perhatian kepadanya dan usahanya itu ternyata tidak sia-sia. Robbi paham akan perhatian yang selama ni Annisa berikan kepadanya dan Robbi menerima usahanya Annisa dengan penuh rasa senang.

Pada suatu malam di bulan Ramadan tepatnya pukul 00.00 si Robbi mengajak Annisa utuk pergi ke suatu tempat untuk membicarakan suatu hal penting dan Annisa pun menyetujuinya, mereka berduapun janjian di suatu tempat. Saat itu si Robbi memegang tangan Annisa, Annisa merasa heran dengan apa yang dilakukan Robbi padanya. Robbi mengatakan suatu hal kepada Annisa
“Annisa mau kah kamu menjadi pacarku?”

Annisa hanya bisa diam tak percaya dengan semua ini, Robbipun hanya bisa diam dan berharap atas jawaban apa yang akan diberikan Annisa kepadanya. Annisa tersenyum kepada Robbi dan Annisa mengatakan bahwa dia mau menjadi pacarnya, sontak Robbi senang tak karuan dan si Robbi mengatakan sesuatu kepada Annisa
“Aku punya sesuatu untukmu” dan Annisa menjawab
“apa?”.

Lalu Robbi mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan ternyata sepasang cincin yang berukirkan nama Annisa dan nama Robbi, Annisa bahagia sekali, lalu Robbi memasangkan cincin itu di jari manis Annisa (cincin yang bertuliskan nama Robbi dipakai Annisa begitupun sebaliknya) lalu Annisa memakaikan cincin di jari manis Robbi. Lalu mereka melewati malam dengan penuh canda tawa dan kemesraan. Lalu mereka pulang melewati jalan setapak dengan bergandengan tangan dan Robbi mengucapkan kata manis untuk Annisa.

Jalan ini akan menjadi saksi bisu cinta kita berdua dan cincin ini akan menjadi lambang suci akan terjalinnya ikatan cinta kita, dan bintang pun tersenyum kepada kita karena tangan tuhan telah menyatukan cinta kita, aku harap cinta kita ini akan bertahan sampai di ujung pelaminan dan sampai akhir hayat kita berdua”
dan Annisa pun menjawab

Aku akan selalu mengingat kisah ini dan tidak pernah akan aku lupakan seumur hidupku engkaulah segalanya bagiku, engkaulah matahiriku tanpa engkau hidupku penuh dengan kegelapan tanpa adanya sinar cintamu.”
Robbi pun mengecup manis dahi Annisa dengan lembut.

Pada keesokan harinya saat hari Lebaran mereka pergi ke masjid bersama, dan yang paling mengesankan lagi mereka pergi ke rumah orangtua Robbi dan Annisa berdu’aan. seperti galih dan ratna sangat romantis sekali.

Hari berganti hari bulan berganti bulan cinta mereka tidak goyah bagai batu karang diterpa kerasnya ombak. Lalu pada malam hari Annisa pergi ke rumah Robbi untuk memperlihatkan sesuatu kepada Robbi ternyata yang diperlihatkan Annisa adalah sebuah hadiah Cerdas cermat antar kabupaten dan Annisa mendapat juara pertama, dan raut muka Robbi tampak sangat bahagia sekali, lalu Robbi pun menunjukan sesuatu kepada annisa berupa amplop, ternyata isi surat dalom amplop adalah surat panggilan kerja di pelayaran daerah Bayuwangi Jawa timur, sontak raut muka Annisa tampak sedih dan gelisah lalu Annisa berkata kepada Robbi
“apakah engkau akan pergi ke Bayuwangi untuk bekerja disana?”

Lalu Robbi menjawab
“iya aku akan pergi kesana, itu yang aku harapkan dari dulu dan orangtua ku pun menyuruhku untuk pergi kesana”
“lalu kamu berapa bulan disana?”
“aku belum tau persisnya kapan.”
Annisa mulai meneteskan air mata.
“akan aku lakukan apa yang engkau mau asal engkau tidak pergi dari sisiku.”
“maafkan aku aku akan tetap pergi mengejar cita-citaku.”
“apakah engkau iklas tuk meninggalkanku”

Jujur aku tidak iklas meninggalkan mu aku berada di posisi yang sangat sulit”
“apa kamu rela meninggalkan semua kenangan kita dulu?”
“akan aku simpan selalu kenangan indah kita tidak akan pernah aku lupakan kenangan kita dan cincin ini menjadi pengikat cinta kita, percayalah aku akan setia kepadamu.”
Lalu Annisa memeluk Robbi dengan penuh air mata berlinang di pipi Annisa , Robbi pun mengusap air mata Annisa dengan tangannya yang lembut.

Keesokan harinya Robbi berpamitan kepada orangtuanya dan pergi ke rumah Annisa berniat untuk bertemu buat yang terakhir kalinya. Robbi menemuai Annisa dan sontak Annisa langsung menangis di depan kekasihnya itu. Robbi berkata.
“Nisa, aku pamit dulu akan berangkat ke Bayuwangi tuk mengejar cita-citaku.

Annisa tidak bisa berkata apa-apa hanya air mata yang dapat ia perlihatkan kepada kekasihnya, lalu Robbi menghapus air mata dengan selendang merah yang sudah ia persiapkan dari rumah untuk diberikan kepada Annisa. Lalu Robbi memeluk Annisa dengan penuh kasih sayang dan mengucapkan kata
“aku akan cepat pulang tuk meminta kepada orangtuamu agar merestui hubungan kita”
Annisa terseyum sendu kepada Robbi. Annisa mengantarkan kekasihnya ke stasiun untuk melepas orang yang sangat ia cintai itu.

Di stasiun Annisa tak henti-hentinya menangis, Robbi pun memeluk Annisa untuk menenangkan dia. Kereta yang ditunggu pun akhirnya datang juga dan Robbi pun berpamitan kepada kekasihnya “selamat tinggal Annisa jaga dirimu baik-baik, jika kamu kangen sama aku lihatlah cincin itu maka aku akan terlihat disitu dan menghiburmu.

lalu Annisa berkata kepada Robbi
“hati-hati di jalan jaga dirimu baik-baik aku akan setia menunggu mu di sini.” Robbi pun masuk ke dalam kereta dan akhirnya kereta pun berangkat meninggal kan stasiun dan Annisa. Annisa hanya mampu melambaikan tangan sambil mengangis.

Hari berganti hari bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun Robbi pun tak kunjung pulang.
Dan pada bulan desember Robbi pun pulang dan langsung menemui Annisa, betapa bahagianya Annisa melihat kekasihnya pulang.

Annisa memeluk Robbi dengan mesra. Mereka mengulang kenangan yang pernah ia berdua lewatkan bersama.
Pada tanggal 7 Desember Robbi mengajak Annisa untuk bertemu dan Annisa pun menyanggupinya. Mereka pun bertemu di suatu tempat dan Robbi membicarakan hal yang sangat penting kepada Annisa.

“Annisa maksudku mengajak mu ke tempat ini untuk mengutarakan maksudku”
“apa Robbi”
“aku pulang ke sini karna disuruh orangtua ku”
“lha kenapa?”
“aku akan dijodohkan dengan gadis pilihan orangtuaku , sebenarnya aku tidak mau dijodohkan aku maunya sama kamu”
Annisa dengan wajah sedih dan hampir menangis
“terus kamu menerima perjodohan itu?”
“aku tidak bisa menolak keinginan orangtuaku, aku berharap kamu mengerti akan semua ini, apakah kamu iklas melepasku?”
“jujur aku tidak rela jika kamu pergi dariku, kalau itu kemauan orangtua mu maka aku iklas merelakanmu pergi dari hidupku.”

Lalu handphone Robbi berbunyi ada yang menelfon, Robbi segera mengangkat telfon itu ternyata dari ayahnya Robbi, Robbi disuruh pulang karena gadis yang akan dijodohkan dengan dia sudah datang. Lalu Robbi bergegas pulang dan berpamitan kepada Annisa untuk pulang duluan.

Lalu Annisa pulang ke rumah dengan perasaan sedih dan kecewa, sepanjang malam Annisa terus menangis karena memikirkan kekasihnya yang sangat ia cintai itu akan pergi selama-lamanya dari hidupnya.

Lalu pada tanggal 10 Desember adalah hari pernikahan Robbi, Annisa di rumah mendapat undungan pernikahan dari Robbi. Perasaan dan hati Annisa campur aduk melihat undangan pernikahan tersebut. Pada sore hari Annisa memutuskan untuk datang ke pernikahannya Robbi, sepanjang acara tidak henti-hentinya meneteskan air mata dan Annisa menghapus air mata itu dengan selendang merah yang diberikan Robbi pada saat ia masih pacaran dulu.

Lalu Annisa naik ke pelaminan untuk memberikan selamat kepada Robbi dan istrinya itu dengan mata merah ia beranikan menatap wajah Robbi sambil tersenyum penuh kesedihan. Lalu Annisa pulang dari pesta pernikahan Robbi dengan perasaan sedih, disaat itu Robbi menatap kepergian Annisa dari pesta perkawinannya itu, dalam benak hati Robbi tidak tega melihat Annisa seperti itu, tapi mau bagaimana lagi semuanya sudah terlanjur.

Kini Annisa mencoba tegar menghadapi semua ujian dari ALLAH SWT dengan sabar.
Hanya senyuman yang dapat Annisa tunjukan saat melihat photo dia bersama Robbi dan akan dia simpan selalu semua kenangan indah yang pernah ia lewati bersama Robbi dan selendang merah itu jadi saksi bisu berakhirnya cinta mereka.


Yaaa,, Begitulah Cinta,,
Cinta itu bisa nyenengin banget, tapi juga bisa sangat nyakitin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar