Banyak fakta putus cinta yang ditemui bagi sebagian besar para kaum wanita, baik remaja maupun dewasa. Bagi sebagian besar wanita, rasa sakit di hati saat menghadapi kenyataan harus mengakhiri hubungan cinta bukanlah hal mudah untuk diatasi. Kenyataan ini terasa cukup pahit dan menyakitkan, sehingga seringkali membuat para wanita menjadi down dan stress.
Istilah “galau” jadi predikat bagi yang sedang mengalami putus cinta.
Wanita jadi pemurung, malas melakukan banyak hal, dan menjadi pendiam. Rutinitas menjadi terhambat. Ini fakta putus cinta yang paling sering ditemui.
Prestasi merosot gara-gara kehilangan semangat dari seseorang yang dulu pernah jadi motivasi dalam hidupnya. Baik itu prestasi pendidikan ataupun pekerjaan.
Menjadi kurang atau tidak fokus dalam melakukan banyak hal. Larut dalam kekecewaan, kesedihan dan sakit hati, inilah yang biasanya terjadi bagi mereka yang baru putus cinta.
Wanita dapat lebih mudah terpancing emosi, karena ia menjadi lebih sensitif terhadap lingkungan sekitarnya. Emosinya menjadi lebih labil. Atau bahkan lebih paranya, ia akan dilanda stress dan down untuk jangka waktu yang tidak sebentar.
Cenderung sering mengulang-ulang cerita cintanya, kepada orang-orang yang belum mendengar bahwa kisah cintanya telah berakhir. Namun ada pula sebagian yang malah menjadi sosok yang lebih tertutup.
Enggan untuk membuka dan memulai lembaran baru cintanya dalam masa yang terlalu dekat. Apalagi jika ia benar-benar merasa tersakiti atau dikhianati oleh mantan kekasihnya. Ia cenderung menjauh dari berbagai alasan menikah dalam waktu dekat.
Wanita yang baru putus cinta biasanya menjadi lebih melankolis menghadapi sesuatu disekitarnya. Bahkan terkadang ia menjadi mudah menangis saat mendapati situasi yang mengingatkan dia pada masa bahagianya dengan mantan kekasih. Apalagi saat mendengar lagu-lagu yang kata-katanya dirasa menyerempet dengan apa yang baru saja dialaminya. Ini juga merupakan fakta putus cinta yang sering terjadi di kalangan para wanita.
Sebagian wanita yang baru mengakhiri kisah cintanya akan lebih senang menghabiskan waktu dengan kesendiriannya. Mengenang segala sesuatu yang indah semasa masih bersama mantan.
Namun ada pula yang sebaliknya, ia akan lebih senang melewatkan waktu berkumpul bersama teman-teman atau sahabatnya dengan hang-out, ketimbang larut dalam kesedihan dan kesendiriannya.
Tanpa disadari, wanita sering mencari siapa salah dan siapa benar atas perpisahan yang terjadi. Atau bahkan ia pun membandingkan kisah cintanya terhadap kisah cinta orang lain yang lebih berhasil dan sukses.
Ada segelintir wanita yang menjadi pendendam, namun ada pula yang bisa “nerimo” dan ikhlas atas kenyataan pahit yang dihadapinya. Untuk tipe wanita yang tempramen, ia akan cenderung sering marah-marah, bahkan lebih parahnya jadi suka memaki-maki dirinya sendiri, atau orang lain.
Berusaha mengambil hikmah dari perpisahan yang terjadi akan dirasa cukup sulit. Sehingga ia akan membutuhkan teman bicara, yang mampu mengingatkan dia untuk bangkit dan mengambil hikmah atas apa yang terjadi pada dirinya. Kata Tommy Page dalam lagunya “You need a shoulder to cry on“.
Wanita menganggap bahwa ia akan sulit mendapatkan lagi orang sebaik mantan kekasihnya. Atau bahkan ia berharap tidak ingin lagi mengulang lembaran cerita cintanya dengan seseorang yang seperti mantan kekasihnya.
Fakta putus cinta cinta seperti ini biasanya membuat wanita menjadi putus asa untuk kehidupan cintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar