unitedbet88

Sabtu, 03 Desember 2016

CERITA CINTA - Cinta Setengah Sadar

Aku termenung menyaksikan jutaan rintik hujan yang sedang turun mengguyur bumi, berharap hujan segera reda. aku terjebak di perpustakaan daerah oleh hujan yang dari tadi semakin deras. Namaku Zahra Maharani. wanita sederhana pemburu novel. sedikit aneh memang julukan yang diberikan padaku itu. Entah kenapa sejak kecil aku sangat suka membaca. setiap pulang sekolah aku akan mampir ke Perpustakaan daerah untuk sekedar membaca apabila ada waktu luang.





















Sudah cukup! aku tidak tahan lagi. aku memutuskan untuk mengembalikan novel yang belum selesai kubaca itu ke tempatnya kemudian aku ke luar dari perpustakaan. aku berlari menembus hujan yang untungnya sudah tidak sederas tadi. aku berteduh di halte terdekat sekalian menunggu bus untuk mengantarku pulang.

Seorang lelaki berdiri ikut berteduh di sampingku. Ya Tuhan! dia adalah Zaidan Mahendra. Lelaki yang sejak dulu aku kagumi. murid teladan kebanggaan para guru. sekarang ia berdiri di sampingku. Tepat di sampingku.

Hallo. murid SMA Bhakti juga ya?” Sapanya ramah. aku tersenyum canggung.
“i.. iya” Balasku singkat. Aku benar benar gugup saat ini. Ingin sekali aku menatap wajah tampan dan mata indahnya namun hati ini melarang. Mungkin hati ini tau apabila aku melakukan itu, akan berdampak fatal untuk sang ‘hati’. Menyakitkan.
“Kok belum pulang?” tanyanya memecah suasana canggung antara kita.

Aku sering mampir ke perpustakaan daerah dulu saat pulang sekolah” aku hanya menjawab seadanya saja. Lagipula aku juga mengatakan yang sebenarnya.
“Oh.. Pasti kau salah satu murid pandai di sekolah karena hobi membacamu itu” Zaidan tersenyum setelah ber ‘oh’ ria. Apa yang ada di hatiku ini? Kenapa ini berdegup sangat kencang? Dia manis sekali.

Hmb.. Tidak juga. Pintar dari mana kalau yang kubaca adalah novel” Aku terkekeh menertawai ucapanku sendiri. Zaidan ikut tertawa. Stop jangan siksa diriku lebih lama lagi ya tuhan! Aku tidak sanggup melihat ciptaanmu yang super tampan itu.

Asal kau tau saja, aku pintar karena aku juga suka membaca novel” Ucap Zaidan menyombongkan dirinya. Ternyata dia suka membuat lelucon dan sangat terbuka orangnya. Pantas saja menjadi idola di SMA. Suasana yang tadinya canggung mulai mencair.
“Kalau ada novel yang bisa membuatku pintar dalam waktu 1 jam, aku akan membeli dan memborongnya. Lalu, novel apa yang kau baca sehingga kau bisa sepintar itu Tuan Cerdas?” cibirku bercanda sembari tersenyum.

Entahlah” balasnya singkat. Aku mengangkat sebelah alisku.
“Semua mengalir begitu saja di otakku. Mungkin aku memang ditakdirkan menjadi seseorang yang pintar sejak lahir” sambungnya yang membuatku tersenyum tambah lebar.
“Ada ada saja kau ini” aku menyenggol lengannya.
“Dari tadi kita ngobrol, aku belum tau namamu”
“Oh iya. Namaku Zahra Maharani” Aku memperkenalkan diri

Aku Zaidan Mahendra. Kok nama kita Inisialnya bisa sama ya? ‘ZM’ ” sebenarnya aku sudah tau namanya itu sejak dulu. Siapa juga yang tak kenal dengan Zaidan Mahendra The Most Wanted SMA Bhakti. Tapi, aku baru menyadari kalau inisial nama kita sama.
“Mungkin kita jodoh” ujarku tanpa sadar. Bahkan aku tidak sadar bahwa Zaidan saat ini sedang menatapku lekat lekat. Aku benar benar bodoh. Seharusnya aku berfikir ribuan kali lagi untuk melontarkan kata kata itu dari mulutku.

Ya, mungkin kita memang jodoh” Balasnya yang membuatku tersadar kemudian balik menatapnya. Bahkan saat ini jarak kita sangat dekat.
“Mungkin, apa?” tanyaku memastikan. Aku yakin kalau aku tidak salah dengar.

Aku baru tau kalau ternyata wanita yang hobi membaca sepertimu mudah lupa dalam sekejap” Jari telunjuknya ia letakkan di keningku.
“Hei, berhenti lakukan itu” Aku memegang tangannya agar Zaidan menurunkan jarinya itu dari keningku. Tak lama, ada Bus yang lewat dan berhenti di depan halte menurunkan beberapa penumpang.

Sedang menunggu Bus? Ayo kita naik” Zaidan menarik tanganku menaiki Bus di depan kami. Aku dan Zaidan duduk bersebelahan di Kursi dalam Bus. Tangan kami pun masih bergandengan.
“Hai Tuan Cerdas.. Tolong lepaskan tangan anda”

Aku memandangi tangan kami yang saling berkaitan. Jantungku bisa bisa meledak kalau seperti ini terus.
“Tidak akan. Aku lebih suka seperti ini” Zaidan menatapku sambil tersenyum lembut. seakan senyumannya menghangatkan hatiku.
“Kenapa kau melakukannya?” tanyaku perlahan.

Karena aku menyukaimu” Bisik Zaidan tepat di telingaku. Kalimat singkat itu berhasil menusuk hatiku, menembus pori pori kulit yang sudah berkeringat. Aku memalingkan wajah ke jendela bus berhubung aku aku yang duduk di dekatnya.

Aku menyukaimu sejak dulu, namun aku tak punya nyali untuk mengatakannya. Mungkin setelah mendengar ini kau akan berfikir kalau aku lelaki lemah dan payah. Tapi, aku sangat mengagumimu. benar benar sangat mencintaimu… Nyonya Novel, Zahra Maharani” Aku bisa mendengar jelas semua ucapannya.

Zaidan sepertinya bernafas lega setelah mengungkapkan perasaannya padaku. entah kenapa aku mendadak diam seribu bahasa. bukankah ini yang kuinginkan? tapi kenapa lidahku seakan sulit untuk bergerak. Hingga hawa mengantuk menghampiriku dan aku tertidur dengan kepalaku yang kuletakkan di kaca jendela bus. setelah itu aku masih bisa merasakan kepalaku di pindahkan secara perlahan lahan kemudian diletakkan di bahu seseorang.

Aku mendengar suara berisik yang sangat menganggu telinga. Aku terbangun dan menyadari kalau ini adalah Kelasku. Aku baru ingat kalau aku tertidur di kelas karena Jam pelajaran kosong. Ya ampun, berarti yang tadi hanya mimpi? tapi kenapa mimpi itu seakan pernah terjadi di kehidupanku? Mimpi itu terlihat sangat nyata.. Deja vu!

Tidak perduli terhadap mimpi. Aku langsung menuju ke Toilet sekolah untuk membasuh wajahku. Namun kenapa aku masih saja memikirkan mimpi itu? hingga saat aku menuju kembali ke kelas aku bertemu dengan Zaidan.
“Halo Nyonya Novel, Zahra Maharani” Sapa zaidan sambil tersenyum. Mimpi itu kembali terlintas di fikiranku. Apa aku benar benar pernah mengalaminya? Jadi, inilah masa masa saat aku mengalami Cinta Setengah Sadar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar