Kalian pasti penasaran mengenai kisah cintaku bersamanya, jadi aku akan meceritakannya secara detail saat ini juga. Begini ceritanya…
Pada tanggal 04 September 2015 adalah pertama kalinya aku berjumpa dengannya dan pada saat itu juga aku menjadi salah satu siswi UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN. Disana dia sebagai salah satu panitia. Saat pertama kali melihatnya aku merasa biasa saja karena saat itu dia aku anggap sebagai senioran dan aku juniornya.
Waktu pun terus berlalu hingga sampailah pada bulan Desember, tepatnya hari sabtu kami mengadakan latihan natal pukul 17:00 di gedung I, entah mengapa pada saat itu tiba-tiba dia berada di dekatku dan berkata “dik boleh abang minta nomormu?
Tanpa ragu-ragu aku menjawab “boleh bang”. setelah kuberikan nomor hp ku padanya, beberapa menit kemudian dia mengirim pesan singkat padaku yang berisikan “dik kamu mau jadi teman setia abang…?”, karena tidak kepikiran mengenai perasaan, aku pun langsung membalas pesan singkatnya “mau bang”. Dan akhirnya kami pun terus saling mengirim pesan singkat.
Hari natal yang telah kami tunggu-tunggu akhirnya tiba, aku pun dijemput ke kos-kosan kakakku yang berada di Kampung Durian dan aku menunggunya pas di depan kantor Camat. Saat ku melihatnya dari kejauhan dengan menggunakan motor tiba-tiba muncul rasa yang berbeda di dalam hati ini dan mata ini tidak ingin memalingkan ke arah mana pun.
Dia yang memakai jas berwarna hitam dan dibalut kemeja putih membuatnya bagaikan pangeran yang selama ini aku impikan. Saat itu juga aku memakai gaun berwarna putih layakkan seorang putri raja yang membuat kami bagaikan pasangan yang serasi.
Saat mengkhayalkan seperti itu tiba-tiba dia mengagetkanku dan ternyata dia sudah berada di depanku dan mengulurkan tangannya agar aku naik ke atas motornya. Lalu, meluncur dengan kecepatan tinggi. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 16:15 WIB dimana seharusnya kami harus sudah tiba pukul 16:00 di Gereja.
Pada perayaan natal ini kami memiliki kegiatan berbeda, dia sebagai panitia yang akan membawakan kata sambutan dan aku hanyalah sebagai pengisi acara liturgi ragam bahasa. Satu demi satu acara telah kami lewati hingga acara terakhir hiburan, dan acara natalnya juga telah dinyatakan selesai. Aku memintanya untuk mengantarku pulang.
Dan dalam perjalanan hingga tiba di depan kos-kosan kakakku, dia mengatakan cintanya padaku. Aku pun mengatakan “kita jalani saja dulu”. Karena menurutku terlalu cepat pertemanan ini menjadi sebuah hubungan yang dinamakan pacaran.
Hari demi hari kami pun sering bertemu dan makan bareng di kantin kampus. Tiba waktunya liburan semester, aku pun pulang kampung. Entah mengapa ibuku kepo mengenai siapa pacarku. Ia bersama saudara laki-lakiku mencari tahu lelaki mana yang sedang dekat denganku.
Entah dari mana mereka tahu kalau aku sedang dekat dengan senioranku. Setelah mereka tahu mereka menanyakan ”dia agama dan Suku apa?”, aku pun menjawab “dia agama keristen dan dia suku Nias”. Ketika mereka mendengar dan mengetahui bahwa dia suku Nias, ibu langsung mengatakan “nak, kalau bisa cari yang lain”.
Dan disambung lagi oleh abangku “kalau kau masih pacaran samanya lebih baik jangan anggap kami ini saudaramu”. Aku tidak tahu apa alasannya sehingga mereka melarang aku pacaran dengannya, semua ini membuatku bingung dan tidak tahu harus melakukan apa.
Aku pun menemui sahabatku dan menceritakan semua mengenai lelaki yang saat ini dekat denganku. Lalu sahabatku mengatakan kepadaku “lebih baik sudahi sekarang sebelum hubungan kalian semakin mendalam”. Kata-kata yang dilontarkan sahabatku itu membuatku semakin kacau. Tapi setelah kupikir-pikir, ada benarnya juga.
Dan pada saat ini kutekatkan bahwa aku harus putus dengannya karena aku tidak mau kedua orangtuaku dan saudara-saudaraku menjauhi aku hanya karena lelaki. Sekarang dalam pikiranku lebih baik kukorbankan cintaku daripada keluargaku.
Liburan semester telah berakhir, Sekarang aku sudah semester dua, kami pun memulai perkuliahan seperti biasanya pada tanggal 4 januari 2016. Jadwal matakuliah kami pun sudah berbeda. Hari senin ini kami masuk pukul 10:00 WIB dan pulang jam 16:00 WIB. Namun dari tadi pagi hingga siang aku tidak melihatnya di kampus. Karena merasa hati ini terbebani, dan kutekatkan harus hari ini juga aku akhiri hubunganku dengannya. Karena tidak tahan lagi menyimpannya dalam hati aku pun langsung sms dia dan menyuruhnya ke kampus.
Selang beberapa menit dia sudah berada di gedung L lantai dasar di depan Fakultas tehnik. Aku pun menghampirinya dan tanpa basa-basi aku mengatakan yang sebenarnya mengenai hubungan kami yang tidak bisa lagi dipertahankan. Dengan alasan yang kukatakan ia pun dapat menerima walaupun terlihat dari raut wajahnya yang menandakan ia sangat kecewa.
Aku meminta maaf kepadanya atas apa yang telah aku perbuat kepadanya dan dia memaafkannya. Padahal saat itu dia baru saja sampai dari Nias. Setelah semuanya selesai ku katakan dia memberiku gelang berwarna kecokelatan. Dengan senang hati aku menerimanya dan menyimpannya hingga saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar