Sampai sekarang diriku masih sabar menunggu kamu. Meski saya
mengetahui kamu kamu pergi tinggalkan diriku, akan tetapi saya mengerti kelak
kamu pasting kemari dan berada disisi saya lagi.
Pada waktu jam 14.10 saat saya pulang sekolah dan saat
berjalan mau pulan kerumah, saat itu matahari nya sangat terik dan panas
sekali, dan beberapa saat kemudian turunnya hujan membuat saya basah,
Sesampai saya dirumah langsung saya mengambil handuk untuk
mengeringi badan saya dan mengganti baju, dan saya melihat keluar dari depan jendela
kamar saya entah kenapa perasaanku tidak enak ketika ada yang terlintas dalam
pikiranku soal yang barusan menganggu saya yang tadinya perasaan saya ceria dan
berganti jadi murung bercampur air mata yang sangat banyak mengalir,
Saya tak mengerti apa itu dan apa salah saya sampai dia
pergi, pertamanya saya mengira dia akan bisa membahagiakan saya di suatu hari
dan senang bersamanya, akan tetapi malah kebalikannya dia membuat sakit
perasaanku dan yang saya rasakan sangat sakit seperti di tusuk jarum yang
tajam.
Sampai bulan yang baru
menyambut saya tapi masih juga tidak bisa menahan air mata ini yang
mengalir, sampai waktunya mata ini mulai
remang dan sampai saya terdur lelap, dan saat itu matahari puncul terlihat dari
jendela kamar saya itu membuat saya terbangun dari tidur saya, hari ini sabtu,
yang biasa nya sepasang kekasih bertemu, tapi yang saya rakan beralih kesedihan
yang harus saya hadapi, saya pun mencoretkan alat tulisku di buku dairiku,
Walau kini kamu telah tidak ada di dekatku akan tetapi saya
selalu menunggu dirimu, meskipun hari hari yang saya lalui penuh dengan kesedihan
tetapi saya tidak akan pernah meninggalkan dirimu, saya tahu kamu pasti kembali
sama seperti matahari yang muncul di pagi hari, saat saya sedang menulis entah
kenpa ada air merah jatuh di buku itu dan itu ternyata dari hidungku yang
keluar.
Dan saat itu padangan saya menjadi sedikit gelap dan saati saya tesadar
saya terkapar di rumah sakit, saya terkena penyakit leukimia setela itu saya
berpikir dan mengatkan apa saya akan segera menghap yang di atas apakah ini
hari telakhir saya,
Saat itu saya memaksa untuk berangkat kesekolah walau pun
sebenarnya badan saya masih sangat lemah, karna ada unbk yang mesti siswa Smk
di lalui, hari terus berjalan saya melewatinya terus belajar yang baik hingga
saya teringat adanya bernama ringgi, saat berpulang sekolah saya berjalan ke
swalayan tempat dimana ringgi, dan ada di hadapan saya, dan saya melihat ringgi
sedang bersama wanita lain, dan saat itu saya langsung berjalan pergi menjauhin
mereka berdua,
Hari saat nya saya haru berjalan kerumah sakit, saat saya
sudah selesai mengecek penyakit saya, seperti menampakoerang yang saya kenali
terkapar di rumah sakit ini juga dia ternyata ringgi dan kedua orangtunya
menemaninya disini dan saat itu situasi sangat bersedih dan saya mencoba ke
dalam mendatangi ibunya.
“ada apa bu?”
“nak yesica, ringgi mengalami tabarakan dan terkenak
hatinya, kalau sampai tak ada yang bisa menolong donorkan hati itu dia
meninggal”
“ibu harus bisa sabar ya saya pamiti dulu”
Saat saya sudah berada sirumah saat menulis selembar
surat untuk ringgi dan besok nya saya kembali lagi kerumah sakit
itu dan menjadi pendonor hati tersebut buat ringgi, walau itu banyak hambatan dan
akibat yang fatal buat kesehatanku sendiri, dan saya di perbolehkan untuk jadi pengdonornya,
Setela itu saya mecoba menutup mata saya dan badan saya
terasa sangat ringan bagai tak ada beban yang saya dengar saat itu hanya alat
bedah yang sedang mengabil hati saya, dan sekita dua jam lebih operasi itu
sudah selesai, saat itu badanku seperti tidak mempunyai tenaga lagi dan jiwaku
terasa ingin pergi meninggakan tubuhku, saat jiwa ini sudah ingin pergi saya
terdengar suara ringgi,
“Maaf saya sudah meninggalkan kamu, dan tak tahu ketulusan
dalam hati kamu, akna tetapi dirimu sealulu ada di dalam benakku, saat kamu
sudah boleh pergi jasminku, saat saya pergi keadaan hati yang senang di karnakan
tugas saya membuat ringgi senang sudah tercapai, dan saya terlihat ringgi
sedang membaca surat yang saya berikan,
Sayang ringgi, kemungkinan saat kamu mebaca surat dariku
saya sudah tiada, dan saya pasti sudah ada di tempat yang jauh disana, dan
surat pun tidak dapat kesana, saya tau kamu tidak akan pernah menerima saya
berada disini, akan tetapi saat ini tidak perlu kamu takut saya akan pergi,
tetapi saya pergi bukan karna saya memberi ginjal saya tetapi saya mempunyai
penyakit leukimia, tetapi kamu tidak perlu bersedih karna walau pun saya sudah
tiada lagi saya tetap bersama kamu didalam hatimu karna hatiku sudah menyatu
dalam diri kamu, kalau kamu kangen dengan saya pegang hati kamu karna itu sudah
bersatu,
Saat ringgi mencium kening saya dan mengatakan “Tidur yang
lelap sayang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar